Mengenal Dan Menulis Puisi Lama

Menulis Puisi Lama atau pantun, contoh, dan strukturnyaDiupdate Dot In - Mengenal Dan Menulis Puisi Lama. Pantun termasuk puisi lama. Pantun   adalah puisi asli Indonesia. Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat tradisi berpantun. Pantun untuk suasana tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana tertentu pula. Dalam upacara perkawinan banyak digunakn pantun untuk sambutan; penggunaan pantun di sini menimbulkan suasana akrab. Gadis dan jejakan yang berkenalan, bercintaan, atau menyatakan kasihnya juga dapat menggunakan pantun karena ungkapan secara langsung dipandang kurang tepat. Ungkapan langsung dalam pantun diberi antara oleh sampiran sehingga penerima ungkapan itu tidak merasa terkejut. Tanggapan orang yang diajak bicara pun jika bersifat  kasar juga tidak begitu menyakitkan hati karena tanggapan itu diperantarai oleh sampiran.

Baca Juga : Cara Memahami Isi Pokok Sambutan atau Ceramah

Contoh Puisi Lama/ Pantun

Bacalah pantun berikut ini.
Pantun Muda
Piring putih piring bersabun
disabun anak orang cina
memutih bunga dalam kebun
setangkai saja yang menggila.
Pecah ombak di Tanjung Cina
menghempas pecah di tepian
biarlah makan dibagi dua
asal adik jangan tinggalkan.
Anak padang ke Kurai Taji
Batang manggis bercabang lima
Adik sayang usahlah pergi
pahit manis tanggung bersama.
Tanam melati dirama-rama
ubur-ubur sampingan dua
sehidup semati kita bersama
satu kubur kelak berdua
Sumber: www.melayuonline.com

Dari contoh tersebut dapat Sobat lihat bahwa penciptaan sampiran tidak berhubungan dengan makna isi. Namun demikian, sampiran itu sering kali juga mengandung makna. Paling tidak, dua baris yang merupakan sampiran itu adalah kesatuan sintaksis yang memiliki kesatuan makna pula, meskipun maknanya tidak berhubungan dengan makna baris-baris berikutnya. Makna sampiran hanya bersifat permainan.

Perhatikan pantun berikut.
Pecah ombak di Tanjung Cina
menghempas pecah di tepian
biarlah makan dibagi dua
asal adik jangan tinggalkan.
Baca Juga: Mengenal Dan Membuat Puisi Baru

Struktur Pantun

Pantun tersebut terdiri dari 4  baris/larik  dan setiap larik/baris  terdiri dari 8-12 suku kata.  Pada pantun di atas  setiap baris pertama terdiri dari 9 suku kata. Baris kedua terdiri dari 8 suku kata, baris ketiga terdiri dari sepuluh suku kata, baris keempat terdiri dari 9 suku kata.  Jadi pantun di atas memenuhi syarat penulisan pantun. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isinya. Pantun bersajak a-b-a-b. Cina  memiliki persamaan bunyi dengan  dua, tepian memiliki persamaan bunyi dengan tinggalkan.  Isi pantun di atas dapat disimpulkan  dari baris ketiga dan keempat bahwa seseorang yang tak ingin ditinggalkan orang yang dicintainya dan  rela saling berbagi asal tetap dekat dengan kekasihnya.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Dan Menulis Puisi Lama"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel