Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Diupdate dot In - Salam Jumpa kembali kawan, selamat pagi saya ucapkan untuk sobat semuanya. Masih posting tentang sejarah nih, kali ini adalah tentang  Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesial yang merupakan kelanjutan dari materi yang sudah di posting tentang Peninggalan Sejarah Masa Hindu-Buddha Dan Islam Di Indonesia, sudah dijelaskan sebelumnya tentang  Peninggalan Sejarah Kerajaan KutaiPeninggalan, Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram LamaPeninggalan Sejarah Kerajaan KediriPeninggalan Sejarah Kerajaan Singasari ,Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit, Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya.

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam,

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam, yaitu adanya kerajaan-kerajaan Islam. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Arab, Persia, dan Gujarat (India). Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut.

Samudera Pasai

Samudera Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh. Berdiri pada abad ke-13 dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan raja pertama Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Raja yang pernah memerintah antara lain Sultan Malik Al-Saleh, Sultan Malik At-Tahir, Sultan Malik At-Tahir II dan Sultan Zaenal Abidin.

Masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai adalah pada saat diperintah oleh Sultan Malik At-Tahir II dengan bukti, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Menurut keterangan Marcopolo dari Venesia, Samudera Pasai berasal dari pusat kerajaan yang dulunya di Samudera kemudian dipindahkan ke Pasai. Selain itu, Ibnu Batutah dari Kesultanan India juga
berkunjung ke Samudera Pasai dan ia mengejanya menjadi Sumatrah. Itu yang menjadi nama Pulau Sumatra sampai sekarang.

Peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai adalah mata uang emas dan makam Raja Malik Al-Saleh di Gedong Aceh Utara. Tahun 1510 – 1530, Portugis datang dan menguasai Samudera Pasai. Para pedagang Islam mencari pelabuhan baru yaitu Aceh.

Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh terletak di tepi Selat Malaka yang berpusat di Kutaraja, Banda Aceh. Berdiri pada abad ke-16 dengan raja pertama Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1528). Karena Sultan Ali Mughayat Syah wafat diganti putranya Salahudin (1530 – 1537). Karena Salahudin tidak cakap, kemudian digantikan adiknya yaitu Alaudin Riayat Syah yang bergelar Al Qohhar. Sultan Alaudin pernah bekerja sama dengan Turki di Istambul. Sekitar 40 perwira Turki melatih tentara dan
mengajarkan cara membuat meriam di Aceh. Ia memerintah tahun 1537 – 1568 M. Setelah wafat, digantikan putranya Husain. Husain tewas dalam perang saudara sehingga digantikan oleh Ali Riayat Syah.

Raja terkenal dari  Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636). Ia berhasil menaklukkan Johor, Pahang, dan Kedah. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, digantikan Sultan Iskandar Thani. Pujangga terkenal dari Aceh antara lain Hamzah Fausuri, Syamsudin Sumatrani, Nurudin ar Raniri, dan Abdurrouf Singkel. Para ulama inilah yang berhasil menerjemahkan Alquran dalam bahasa Melayu.

Kerajaan Banten Dan Cirebon

Kerajaan Banten dan Cirebon
Kerajaan Banten dan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, panglima Kesultanan Demak. Tahun 1526, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis dan tanggal 22 Juni 1527 diubah namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Tahun 1552, Banten diserahkan kepada putranya Pangeran Hassanudin dan Cirebon diberikan ke Pangeran Pasarean.

Banten mengalami kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1680) yang gugur melawan Belanda. Peningalan sejarah Kerajaan Banten dan Cirebon antara lain Masjid Agung Banten, meriam Ki Amok dan gapura sebagai pintu gerbang di Kerajaan Banten.

Kerajaan Ternate – Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di Maluku Utara. Berdiri pada abad ke-16 dengan  raja pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja terkenal Ternate adalah Sultan Hairun dan Sultan Baabullah yang gigih melawan dan mengusir Portugis dari Maluku (1536 – 1583). Hasil utama Kerajaan Ternate dan Tidore adalah cengkih dan pala. Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku.

Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Tallo yaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal. Raja terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanudin (1653 – 1669), karena ketegasan-nya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.

Selamat Belajar !

Baca : Peninggalan Sejarah Kesultanan Demak

Belum ada Komentar untuk "Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel