Macam Macam Metafungsi Bahasa
Macam Macam Metafungsi Bahasa - Halliday dan Hasan (1985), Halliday (1994), dan Thomson (2004) mengatakan bahwa
wacana (baik lisan maupun tulis) mengandung tiga metafungsi, yaitu metafungsi ideasional (yang
terdiri atas pengalaman dan logika), interpersonal, dan tekstual. Metafungsi pengalaman
mengekspresikan makna atau realitas pengalaman, sedangkan metafungsi logika
merealisasikan makna logis (logico-semantic) atau realitas logis yang menghubungkan
antarpengalaman tersebut.
Realitas pengalaman meliputi pengalaman manusia dalam
merekonstruksi (membangun) lingkungannya melalui bahasa. Realitas pengalaman itu
meliputi pengalaman melakukan aktivitas, pengalaman dalam menata benda atau yang
dibendakan, serta pengalaman dalam menata benda terhadap lingkungannya. Pengalaman
dalam melakukan aktivitas, termasuk aktivitas material, mental, verbal, relasional, dan
eksistensial.
Pengalaman menyusun benda atau yang dibendakan, termasuk bagaimana
menyusun urutan benda dengan klasifikatornya, deskriptornya, numeriknya, deiktiknya,
dan tambahan informasinya. Pengalaman menata benda terhadap lingkungannya, termasuk
bagaimana benda itu diletakkan di dalam ruang fisik atau nonfisik, hubungannya dengan
benda lain di dalam lingkungan tersebut. Sementara itu.
Baca Juga : Pengertian Wacana dan Teks
Realitas logika adalah realitas yang
menghubungkan antarproses atau aktivitas manusia tersebut. Apakah hubungan aktivitas
tersebut bersifat aditif, komparatif, temporal, atau kausatif.
Metafungsi interpersonal wacana mencerminkan realitas sosial suatu wacana atau
makna yang terbangun dari hubungan antarpartisipan yang berada di dalamnya. Makna
interpersonal ini terdiri atas makna interaksional (makna yang mengekspresikan interaksi
antarpersonal) dan transaksional (makna yang mengekspresikan adanya transaksi informasi
dan atau barang/jasa). Makna tekstual mencerminkan kedua metafungsi (ideasional dan
interpersonal) ke dalam simbol. Di dalam wacana simbol tersebut disebut ekspresi tekstual,
yang juga mempunyai makna dan sistem tersendiri yang berbeda dalam setiap unit bahasa
dan berbeda dengan sistem semiotika lainnya.
Ketiga metafungsi tersebut bekerja secara simultan untuk merealisasikan tugas
yang diemban wacana tersebut di dalam suatu konteks penggunaan atau konteks situasi.
Jika digambarkan, sistem kerja ketiga metafungsi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 3 Konfigurasi Tiga Metafungsi
Ketiga aspek konteks situasi tersebut mempunyai keterkaitan dengan tiga metafungsi
bahasa di dalam wacana: bahasa yang sedang melakukan fungsi sosialnya (Eggins & Martin,
1997; Rose, 2006). Medan berdekatan dengan metafungsi ideasional. Medan, seperti yang
disebutkan di atas, meliputi kejadian dan lingkungannya, sedangkan metafungsi ideasional
mengekspresikan makna pengalaman dan logikal. Pelibat berdekatan dengan metafungsi
interpersonal karena pelibat menggambarkan hubungan peran dan status sosial partisipan,
sedangkan metafungsi interpersonal mengekspresikan makna sosial: interaksional dan
transaksional. Sementara itu, aspek sarana berdekatan dengan metafungsi tekstual. Sarana
meliputi saluran (gaya bahasa) dan medium yang digunakan dalam bahasa, sedangkan
metafungsi tekstual merupakan sistem dan makna simbolis, ekspresi, atau tekstual suatu
wacana.
Hubungan kedekatan ketiga aspek konteks situasi dan ketiga metafungsi bahasa
dalam merealisasikan fungsi sosial suatu wacana di dalam suatu konteks kebudayaan dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4 Hubungan antara Aspek Konteks Situasi dan Metafungsi Bahasa
Wacana juga merealisasikan nilai, norma kultural, dan proses sosial atau genre di
dalam konteks kultural. Dalam hal ini wacana sekaligus juga merealisasikan konfigurasi
makna di dalam konteks situasi serta metafungsi bahasa. Dengan demikian, wacana akan
berubah jika konteks kultural dan konteks situasinya berubah. Dalam konsep ini, wacana
atau bahasa yang sedang melakukan suatu proses sosial tertentu tersebut dinamakan juga
register atau variasi bahasa berdasarkan konteks penggunaannya. (Halliday & Hasan, 1985;
Kouletaki, 1999). Konsep register ini berbeda dengan konsep register yang dikemukakan
oleh Martin (1992: 2003), yang lebih merujuk pada konfigurasi kontekstual medan, pelibat,
dan sarana
Dengan demikian, wacana dapat dipahami sebagai bahasa yang sedang digunakan
untuk merealisasikan fungsi sosial tertentu di dalam konteks situasi dan konteks kultural
tertentu. Jika ditarik hubungan lebih dalam lagi antara konteks, fungsi bahasa, dan unit-unit
wacana, akan terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 5 Hubungan antara Konteks, Metafungsi, dan Unit Wacana
Aspek konteks situasi medan berkaitan erat dengan makna ideasional. Pada
tingkat semantik wacana, makna ideasional direalisasikan ke dalam ideasi (hubungan
antarpartisipan), kohesi, dan struktur teks. Pada tingkat tata bahasa, makna ideasional
direalisasikan dalam transitivitas, klausa kompleks, kelompok kata. Sementara itu, pada
tingkat leksis (kata dalam konteks), makna ideasional direalisasikan dalam sistem leksis
deskriptif.
Baca Juga : Pengertian Konteks Kultural Dan Konteks Situasi
Pelibat berkaitan dengan metafungsi interpersonal. Makna interpersonal pada
tingkat semantik wacana direalisasikan dengan sistem appraisal. Pada tingkat tata bahasa
makna interpersonal direalisasikan dengan sistem mood pada klausa, sedangkan pada tingkat
leksis makna interpersonal direalisasikan dengan sistem leksis atitudinal. Sarana berkaitan dengan makna tekstual. Pada tingkat semantik wacana makna tekstual direalisasikan dengan
sistem periodisitas. Pada tingkat tata bahasa makna tekstual direalisasikan pada struktur
tema. Pada tingkat leksis, makna tekstual ini direalisasikan dengan sistem inkongruensi.
Dengan demikian, semua tingkatan sistem tersebut direalisasikan dalam bentuk bunyi
dalam sistem fonologi dan dalam bentuk tulisan dalam sistem grafologi. | sumber : kemdikbud ; bse smp 7 k 13; b guru | hal : 116-117
Belum ada Komentar untuk "Macam Macam Metafungsi Bahasa"
Posting Komentar